Do'a Keluarga Islami

4:26 PM Add Comment

Keluarga sakinah mawaddah  warahmah merupakan dambaan setiap orang
Apa itu Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah ?
Sakinah berarti ketentraman,kedamaian,kebahagiaan ,ketenangan
Mawaddah berarti cinta atau harapan
Warahmah berarti kasih sayang

Jadi artinya adalah keluarga yang selalu diberikan ketentraman , kebahagiaan ,kedamaian selalu penuh dengan cinta dan kasih sayang.

Namun dibalik kata-kata itu apakah kita semua sudah mengetahui apa arti dan penjelasan darinya ?

Memang kata-kata tersebut kebanyakan tidak asing lagi bagi kita yang belum menikah atau sudah menikah, tapi agar lebih paham dan tidak salah dalam mengartikan, mari simak penjelasan dibawah ini.

Makna atau Arti Kata Sakinah

Kata Sakinah dalam bahasa Arab memiliki arti kedamaian, tenang, tentram, dan aman. Asal mula kata ini berasal dari Al-Qur’an surah 30:21 (Ar-Rum), yang mana pada ayat ini tertulis "Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang". (Arti ini hanya saya kutip sebagian).

Makna kata sakinah dalam pernikahan tersebut dapat diartikan sebagai seorang laki-laki dan istri harus bisa membuat pasangannya merasa tentram, tenang, nyaman dan damai dalam menjalani kehidupan bersama supaya sebuah rumah tangga bisa langgeng.

Dalam membuat rumah tangga yang langgeng dibutuhkan sebuah iman dan ikatan hati yang kuat yakni berupa kesetiaan.

Yang dimaksud setia tersebut adalah selalu menerima setiap saat dan apa adanya, baik seperti pada saat memiliki wajah jelek, pangkat yang tinggi, banyak uang atau tidak memiliki uang sama sekali.

Jika beberapa tahun hubungan sudah bisa berjalan dengan baik dan dalam pernikahan tersebut terasa nyaman dan tentram maka insyaallah hubungan itu terlaksana dengan sakinah, tapi jika sebaliknya maka hubungan itu bisa dikatakan belum sakinah.

Makna atau Arti Kata Mawaddah

Mawaddah merupakan satu kata yang sering ikut terucap bersama ketika berbicara masalah sakinah.

Mawaddah dalam bahasa Indonesia bisa diartikan cinta atau sebuah harapan. Kata ini juga ada pada Al-Qur’an surah 30:21 (Ar-Rum), yang mana pada ayat ini tertulis "Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang". (Arti ini hanya saya kutip sebagian).

Ketika menjalin sebuah pernikahan, cinta adalah hal utama yang harus ada padanya. Ketika hubungan sudah berjalan dan mendapatkan rasa nyaman, saat itu juga cinta yang sudah ada akan tumbuh menjadi cinta yang semakin besar dan kuat. Adanya cinta itu akan sangat bermanfaat dalam kehidupan kedua pasangan.

Rasa cinta tersebut sangatlah indah, banyak dari sebagian orang yang sedang merasakan cinta mereka lupa akan segalanya, mereka akan berbunga-bunga. Seperti yang sering dikatakan oleh banyak orang bahwa cinta itu bisa buta.

Buta cinta itu lupa segala sesuatu karena indahnya cinta.

Makna atau Arti Kata Wa Rahmah

Wa rahmah tidaklah jauh dari kata sakinah dan mawaddah. Sebab ketiga kata ini memiliki sebuah hubungan yang saling berkaitan. Wa rahmah dalam bahasa Indonesia dapat diartikan "dan kasih sayang".

Kata wa rahmah sendiri juga ada pada Al-Qur'an surah 30:21 (Ar-Rum), yang mana pada ayat ini tertulis "Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang". (Arti ini hanya saya kutip sebagian).

Dalam menjalin hubungan keluarga, rasa kasih sayang merupakan inti dari banyak faktor yang harus ada, dengan adanya rasa kasih sayang, keluarga tersebut bisa menjadi lebih harmonis dan memperoleh sebuah kebahagiaan yang mana kebahagiaan itu akan menjadi benteng yang dapat memperkuat hubungan agar ketika setiap kali ada rintangan atau hambatan menerjang, rintangan atau hambatan itu dapat dengan baik dan mudah terselesaikan, tepatnya tanpa menimbulkan sebuah perselisihan yang dapat berakibat fatal.

Kesimpulan

Sakinah, mawaddah, wa rahmah merupakan sebuah pokok yang harus ada dalam menjalin kehidupan berkeluarga. Agar kehidupan suami istri menjadi aman, tentram dan damai, kedua belah pihak (suami-istri) diharuskan untuk saling pengertian, saling mencintai, saling menjaga, saling memberi kepercayaan dan kasih sayang sepenuhnya.

Aspek-aspek itu merupakan hal-hal yang harus digaris bawahi dan dijadikan sebagai pedoman agar hubungan bisa menjadi bahagia, langgeng, dan nyaman,

Semoga kita menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah dan termasuk orang-orang yang memperoleh istri dan suami yang sholeh sholehah sehingga kehidupan di dunia dan akhirat menjadi nyaman, aman dan tentram. Amin.

Do'a Mohon Keluarga Sakinah 

ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻫَﺐْ ﻟَﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﺃَﺯْﻭَﺍﺟِﻨَﺎ ﻭَﺫُﺭِّﻳَّﺎﺗِﻨَﺎ ﻗُﺮَّﺓَ ﺃَﻋْﻴُﻦٍ ﻭَﺍﺟْﻌَﻠْﻨَﺎ ﻟِﻠْﻤُﺘَّﻘِﻴﻦَ ﺇِﻣَﺎﻣًﺎ
Robbana hablanaa min azwajinaa wadzurriyatinaa qurrota a'yunin waj'alnaa lilmuttaqiina imaamaa. 

Ya Tuhan kami , anugerahkan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati ( kami ) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.

Demikian yang dapat disampaikan pada kesempatan ini mengenai pengertian dan penjelasan sakinah, mawaddah, wa rahmah. Semoga bermanfaat.

Meratapi Masa Lalu Hanya Akan Membunuh Masa Depan Kita

12:58 PM Add Comment
Selalu Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan di dalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad, dan mengubur masa depan yang belum terjadi.
 Bagi orang yang berpikir, bekas–bekas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam ‘ruang’ penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam ‘penjara’ pengacuhan selamanya. Kesedihan tak akan mampu mengembalikan lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali. Kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkanya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.

Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri Anda dari bayangan masa lalu! Apakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu dan mengembalikan matahari ke tempatnya terbit? Ingatlah, keterikatan anda dengan masa lalu, keresahaan Anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa Anda pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihantikan, sekaligus menakutkan.

Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia -nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam al-Quran setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, “Itu  adalah umat yang lalu.” Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.

Orang yang berusaha kembali ke masa lalu tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu.

Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang meratapi masa lalunya seperti demikian: “Janganlah engkau mengeluarkan mayat – mayat itu dari kuburnya.” dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai, “Mengapa engkau tidak menarik gerobak?”

“Aku Benci khayalan,” jawab kedelai

Adalah bencana besar, manakalah kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana– istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.

Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air akan senantiasa mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan.

Semoga bermanfaat...

Tips Mengatasi Kesedihan Secara Islami

9:27 PM Add Comment
Datangnya ketetapan/takdir  Allah yang tidak seperti kita harapkan akan mendatangkan kesedihan buat kita,  mungkin kita merasa menjadi orang yang paling menderita di dunia, putus asa dan tidak ada semangat hidup.
Ada satu tips untuk mengatasi kesedihan itu, Lihatlah bahwa kesedihan yang anda rasakan adalah wujud kasih sayang Allah dan membuat anda menjadi orang yang memiliki kekuatan dan kesabaran. terkadang karena rasa sakit dan kecewa membuat kita menjauh dari Allah, namun Allah tidak pernah menjauh dari kita. Apapun pilihan hidup anda, Allah selalu hadir dengan kasih sayangNya. Allah senantiasa mendukung setiap langkah anda.

Allah memanggil anda disetiap kumandang adzan, dalam doa dan sholat agar anda semakin mendekatkan diri kepada Allah. Allah memanggil kita untuk hidup menurut jalan yang telah ditetapkanNya. Apapun penyebabnya yang membuat anda perih, sakit, terluka dan penuh derai air mata bukan semata perbuatan orang lain melainkan datangnya dari Allah yang harus anda terima dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.
Perhatikan, renungkan dan terapkan  ayat dibawah ini

وَلاَ تهَِنوُا وَلاَ تحَْزَنوُا وَأنَتْمُُ الأَْعْلوَْنَ إنِْ كنُتْمُْ مُؤْمِنيِنَ

WA LAA TAHINUU WA LAA TAHZA NUU WA ANTUMUL A’LAMUUNA IN KUNTUM MUKMINIIN
Artinya : “Janganlah kamu bersikap lemah & janganlah pula kamu bersedih hati,
Padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang yang beriman.” 
(QS. Ali-Imran :139). 

فَإنِ مَعَ العُْسْرِ يسُْرًا, إنِ مَعَ العُْسْرِ يسُْرًا

FA INNA MA’AAL-’USRI YUSRO, INNA MA’A AL-’USRI YUSRO
Artinya: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Q.S Al-Insyirah :5-6) 

Sekian Tips Mengatasi Kesedihan Secara Islami, semoga berguna!

Materi Hadist Pendek

9:14 PM Add Comment

Aku tinggalkan untukmu dua perkara, kamu tidak akan tersesat selama kamu berpegang teguh kepada keduanya. Yaitu Kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabinya (Al-Hadits).”
(HR. Ibnul Abdil Bar)
KASIH SAYANG
مَنْ لَا يَرْحَمْ لَا يُرْحَمْ
“Barangsiapa tidak menyayangi tidak akan disayangi.”
(HR. Muslim)

KEBERSIHAN
اَلطَّهُوْرُ شَطْرُ الْإِيْمَانِ
“Kebersihan itu sebagian dari Iman”
(HR. Muslim)

MENYEBARKAN SALAM
اَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“Sebarkanlah salam diantara kamu.”

(HR. Muslim)

Untuk Download Lengkapnya Di bawah

Semoga bermanfaat

Akhlak Rasululah : Murah Senyum

12:02 PM Add Comment
Tentunya kita semua pasti akan senang ketika melihat orang yang selalu tersenyum (murah senyum), dan akan enek jika liat muka orang yang selalu manyun,dan muka penuh amarah, betul tidak?
Rasulullah SAW sangat terkenal dengan senyumannya. Banyak kesaksian dan kisah Rasulullah SAW yang diceritakan oleh para sahabat, diantaranya yaitu:
1. Rasulullah SAW menyatakan bahwa senyum adalah ibadah
2. Rasulullah SAW selalu tersenyum pada istrinya
3. Senyuman merupakan wujud tertawa Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah tertawa terbahak-bahak
4. Rasulullah SAW menggunakan senyuman ketika menegur seseorang
5. Rasulullah SAW tetap tersenyum ketika menerima ancaman.
6. Rasulullah SAW tersenyum ketika membebaskan tawanan orang kafir
7. Walaupun Rasulullah SAW sering tersenyum ketika disakiti, namun jika hukum Allah dilanggar,         wajahnya akan memerah karena marah

Dalil yang berikaitan Dengan Senyum Rasulullah :
1). Rasulullah SAW bersabda, ”Tersenyum ketika bertemu dengan saudara kalian adalah termasuk ibadah”. (Riwayat At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi)
2). Abdullah bin Al-Harist Radliyallahu’anhu menuturkan, yang artinya,”Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam “. (Riwayat At-Tirmidzi)
3). Al-Husein Radliyallahu’anhu, cucu beliau, menuturkan keluhuran budi pekerti beliau. Ia berkata,” Aku bertanya kepada Ayahku tentang adab dan etika Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam terhadap orang-orang yang bergaul dengan beliau. Ayahku menuturkan, ‘Beliau Shallahu ‘alaihi wa Sallam
senantiasa tersenyum, budi pekerti lagi rendah hati, beliau bukanlah seorang yang kasar, tidak suka berteriak-teriak, bukan tukang cela, tidak suka mencela makanan yang tidak disukainya. Siapa saja mengharapkan pasti tidak akan kecewa dan siapa saja yang memenuhi undangannya pasti akan
senantiasa puas…..” (Riwayat At-Tirmidzi)
4). Dalam sebuah riwayat disebutkan pula, ”Belum pernah aku menemukan orang yang paling banyak tersenyum seperti halnya Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam “. (Riwayat At-Tirmidzi)
5). Aisyah Radliyallahu’anha mengungkapkan, yang artinya, ”Adalah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam ketika bersama istri-istrinya merupakan seorang suami yang paling luwes dan semulia-mulia manusia yang dipenuhi dengan gelak tawa dan senyum simpul”. (Riwayat Ibnu Asakir)
6). Aisyah Radliyallahu’anha bercerita, yang artinya, “Tidak pernah saya melihat Raulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam tertawa terbahak-bahak sehingga kelihatan batas kerongkongannya. Akan tetapi tertawa beliau adalah dengan tersenyum”. (Riwayat Al-Bukhari)
7). Anas bin Malik berkata, “Rasulullah adalah orang yang paling mulia akhlaknya, paling lapang dadanya, dan paling luas kasih sayangnya, suatu hari aku diutus Nabi untuk suatu keperluan, lalu aku berangkat. Di tengah jalan, aku menemui anak-anak yang sedang bermain. Dan aku pun ikut
bermain bersama mereka sehingga aku tidak jadi memenuhi suruhan beliau. Ketika aku sedang asyik bermain, tanpa sadar, ada seorang berdiri memperhatikan di belakangku dan memegang pundakku. Aku menoleh ke belakang dan aku melihat rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam tersenyum
kepadaku lalu berkata, ‘Wahai Unais apakah engkau telah mengerjakan perintahku?’ Aku pun bingung dan berkata, ‘Ya, aku akan pergi sekarang ya Rasulullah!’ Demi Allah, aku telah melayani beliau selama sepuluh tahun dan beliau tidak pernah berkata kepadaku, ‘mengapa kau kerjakan ini? Mengapa kau tidak mengerjakannya?’”.
8). ‘Aisyah Radliyallahu’anha menuturkan kepada kita, yang artinya, “Pada suatau ketika, Rasulullah baru kembali dari sebuah lawatan. Sebelumnya ku telah menirai pintu rumahku dengan korden tipis yang bergambar. Kitika melihat gambar tersebut Rasulullah langsung merobeknya hingga berubah
rona wajah beliau seraya berkata, “Wahai ‘Aisyah ! sesungguhnya orang yang paling keras siksanya di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang-orang yang meniru ciptaan Allah”. (Muttafaq ‘Alaih)

Semoga kita selalu senantiasa menampilkan senyum kita kepada semua orang,
amiin…!